Pengambilan sampel dan uji parameter kualitas lingkungan merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena polutan lingkungan bersifat dinamis dan imigrasi seiring dengan perubahan situasi dan kondisi setempat. Di samping faktor migrasi, konsentrasi parameter kualitas lingkungan dari air, udara, atau tanah yang umumnya rendah merupakan problem analitik yang sering muncul ketika menganalisis sampel lingkungan di laboratorium.
Rendahnya konsentrasi parameter tersebut menyebabkan sampel mudah mengalami degradasi, dekomposisi, deteriorasi, dan kontaminasi dari berbagai sumber baik saat pengambilan, perlakuan di lapangan, transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun analisis di laboratorium. Sementara itu, untuk mendapatkan sampel lingkungan homogen sebagaimana kondisi sesungguhnya merupakan permasalahan yang sering muncul karena pengambilan sampel lingkungan dituntut representatif, yaitu sampel harus mewakili kumpulannya. Dengan sampel yang representatif data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan pada daerah dari waktu tertentu yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, bukan saja membutuhkan peralatan pengambilan sampel yang memenuhi syarat dan personil yang kompeten, namun juga prosedur dan teknik pengambilan sampel lingkungan yang benar beserta sensitivitas dan selektivitas metode pengujian analitik, termasuk pengendalian dan penjaminan mutu berbagai sumber saat pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan, transportasi, penyimpanan, preparasi, dan analisis di laboratorium mudah terjadi. Sementara itu, mendapatkan sampel homogen sebagaimana kondisi sesungguhnya merupakan permasalahan yang sering muncul karena pengambilan sampel lingkungan dituntut representatif, yaitu sampel harus mewakili kumpulannya. Dengan sampel yang representatif, data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Untuk mengatasi permasalahan komplels tersebut, tidak hanya dibutuhkan peralatan pengambilan sampel yang memenuhi syarat dan personel yang kompeten, tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel lingkungan yang benar serta sensitivitas dan selektivitas metode pengujian analitik, termasuk pengendalian mutu dan penjaminan mutu (QC/QA) baik di lapangan maupun di Laboratorium. Selain itu, perencanaan dan pengambilan sampel yang representatif harus menjadi bagian integral dari uji parameter kualitas lingkungan.
Aspek-aspek yang Harus Dipertimbangkan
Jika pengambilan sampel tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, langkah selanjutnya, seperti pengawetan, transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun di laboratorium, akan sia-sia dan membuang waktu serta biaya. Filosofi penjaminan mutu menyatakan bahwa setiap tahapan kegiatan tidak asal betul saja, tetapi harus betul sejak awal dalam setiap proses, dari perencanaan pengambilan sampel sampai penyusunan laporan pengujian.
Rendahnya konsentrasi parameter tersebut menyebabkan sampel mudah mengalami degradasi, dekomposisi, deteriorasi, dan kontaminasi dari berbagai sumber baik saat pengambilan, perlakuan di lapangan, transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun analisis di laboratorium. Sementara itu, untuk mendapatkan sampel lingkungan homogen sebagaimana kondisi sesungguhnya merupakan permasalahan yang sering muncul karena pengambilan sampel lingkungan dituntut representatif, yaitu sampel harus mewakili kumpulannya. Dengan sampel yang representatif data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan pada daerah dari waktu tertentu yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, bukan saja membutuhkan peralatan pengambilan sampel yang memenuhi syarat dan personil yang kompeten, namun juga prosedur dan teknik pengambilan sampel lingkungan yang benar beserta sensitivitas dan selektivitas metode pengujian analitik, termasuk pengendalian dan penjaminan mutu berbagai sumber saat pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan, transportasi, penyimpanan, preparasi, dan analisis di laboratorium mudah terjadi. Sementara itu, mendapatkan sampel homogen sebagaimana kondisi sesungguhnya merupakan permasalahan yang sering muncul karena pengambilan sampel lingkungan dituntut representatif, yaitu sampel harus mewakili kumpulannya. Dengan sampel yang representatif, data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Untuk mengatasi permasalahan komplels tersebut, tidak hanya dibutuhkan peralatan pengambilan sampel yang memenuhi syarat dan personel yang kompeten, tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel lingkungan yang benar serta sensitivitas dan selektivitas metode pengujian analitik, termasuk pengendalian mutu dan penjaminan mutu (QC/QA) baik di lapangan maupun di Laboratorium. Selain itu, perencanaan dan pengambilan sampel yang representatif harus menjadi bagian integral dari uji parameter kualitas lingkungan.
Aspek-aspek yang Harus Dipertimbangkan
Jika pengambilan sampel tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, langkah selanjutnya, seperti pengawetan, transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun di laboratorium, akan sia-sia dan membuang waktu serta biaya. Filosofi penjaminan mutu menyatakan bahwa setiap tahapan kegiatan tidak asal betul saja, tetapi harus betul sejak awal dalam setiap proses, dari perencanaan pengambilan sampel sampai penyusunan laporan pengujian.
0 Response to "Cara Pengambilan Sampel dan Uji Parameter Kualitas Lingkungan"
Post a Comment
Terima kasih jika sudah mengomentari artikel saya karena saya juga manusia yang biasa tidak luput dari kesalahan.