pasang iklan

PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI KOPI MITRA AGUNG

LAPORAN
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Industri Kopi Mitra Agung


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas “Pengolahan Buangan Industri”. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rizki Purnaini, ST,MT dan Ibu Isna Apriani ST yang telah memberikan bimbingan kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini. Serta pihak-pihak yang telah banyak membantu saya dalam penyelesaian tugas ini.
    Saya sadar bahwa tugas “Pengelohan Buangan Industri” ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan penulisan tugas ini.
                                Pontianak, Januari 2014
                                    Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................................ii
Daftar Tabel............................................................................................................................................iv
Daftar Gambar........................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Permasalahan....................................................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................2
BAB II PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK
 2.1 Jenis Limbah....................................................................................................................................3
 2.2 Karakteristik Limbah.......................................................................................................................3
 2.3 Sumber Limbah..............................................................................................................................4
 2.4 Sarana Pembuangan.........................................................................................................................4
 2.5 Frekuensi Pembuangan....................................................................................................................4
BAB III GAMBARAN LOKASI
 3.1 Komponen Lingkungan...................................................................................................................5
 3.2 Dampak Negatif Terhadap Komponen Lingkungan.......................................................................8
 BAB IV PEMILIHAN METODE DAN ALAT
 4.1 Alternatif – Alternatif....................................................................................................................11
 4.2 Metode Terpilih.............................................................................................................................14
BAB V PENETAPAN LOKASI PENGOLAHAN LIMBAH
 5.1 Ketersediaan Lahan........................................................................................................................15
 5.2 Topografi........................................................................................................................................15
 5.3 Komponen Lingkungan.................................................................................................................16
BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA
 6.1 Kesimpulan....................................................................................................................................17
 6.2 Saran..............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

 Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopi diekspor sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat Konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil survey LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500 gr/kapita/tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat konsusmsi kopi di Indonesia telah mencapai 800 gr/kapita/tahun. Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai 300 gr/kapita/tahun.
    Strata industri kopi dalam negeri sangat beragam, dimulai dari usaha berskala home industry hingga industri kopi berskala multinasional. Produk-produk yang dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri, namun juga untuk mengisi pasar di luar negeri. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi koi di dalam negeri merupakan prospek dan peluang sekaligus menunjukkan adanya kondisi yang kondusif dalam berinventasi dibidang industri kopi.
    Studi kasus untuk menganalisi pengolahan limbah home industry biji kopi dilaksanakan di Industri “Mitra Agung” yang terletak di Jl. H. Rais Arahman Komplek Pondok Agung Blok I No. 8, Kecematan Pontianak Barat. Industri ini sudah berdiri sejak tahun 1995. Industri ini pada awalnya melakukan pengolahan dengan alat sederhana, akan tetapi dengan perkembangan zaman, sekarang industri ini telah melakukan proses pengolahan dengan alat yang lebih modern. Dalam proses pengolahan kopi selain dihasilkan produk-produk yang diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah.
    Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah yang dihasilkan dari pengolahan biji kopi adalah limbah gas dan limbah padat. Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, maka diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengolalaan.

1.2 Permasalahan
    Home Industri Mitra Agung menghasilkan limbah gas yang berpotensi mencemari lingkungan.
    Belum adanya alat pengendali untuk limbah yang dihasilkan.

1.3 Tujuan
    Mengetahui jenis-jenis limbah yang dihasilkan dalam industri pengolahan kopi.
    Memberikan rekomendasi alat pengendali limbah yang tepat pada industri Mitra Agung sehingga limbah yang dihasilkan sesuai dengan standar baku mutu limbah yang telah ditentukan.

BAB II
PENELITIAN LAPANGAN


2.1. Jenis Limbah

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu (Wikipedia,2011) :
    1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai bentuk dari pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan anorganik.
   2.  Limbah padat merupakan jenis limbah hasil buangan industri yang berupa padatan yang berasal dari proses pengolahan. Untuk home industry pengolahan kopi tidak menghasilkan limbah padat ini dikarenakan pada pengolahan kopi hanya melakukan proses penyangraian.
    3. Limbah gas adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur oksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah sebagai hasil dari produksi industri.
Limbah yang dihasilkan oleh “Mitra Agung” yaitu limbah padat dan limbah gas. Biji kopi yang diolah industri ini langsung disangrai tanpa melalui proses pencucian. Hal ini menyebabkan tidak ada cair yang dihasilkan.

2.2 Karakteristik Limbah
Karakteristik Limbah adalah suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan suatu limbah. Pada industri Mitra Agung, limba yang dihasilkan adalah gas 〖CO〗_2 dan serbuk kopi.

2.3 Sumber Limbah

Sumber limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kopi pada industri Mitra Agung antara lain ialah :
    Limbah padat berupa bubuk kpi yang jatuh dari proses penggilingan.
    Limbah gas berupa gas 〖CO〗_2 dari proses penyangraian biji kopi dan dari elpiji yang digunakan.

2.4 Sarana Pembuangan
Pada industri Mitra Agung, limbah yang dihasilkan berupa gas 〖CO〗_2. Gas 〖CO〗_2 tersebut berasal dari proses penguapan air yang terkandung di dalam biji kopi dan dari gas elpiji sebagai bahan bakar penguraian. Limbah gas tersebut tidak diolah dengan alat pengendali limbah gas dan langsung meuju udara bebas. Sisa serbuk kopi yang terjatuh ke lantai pada saat penggilingan dibuang langsung ke TPS.

2.5 Frekuensi Pembuangan

Limbah gas dihasilkan dari proses penyangraian biji kopi. Proses penyangraian biji kopi dilakukan selama 3-4 kali dalam sehari, dengan durasi waktu 1 kali proses penyangraian biji kopi adalah ± 1,5 jam.
Limbah padat dihasilkan dari proses penggilingan biji kopi. Pembuangan limbah padat tersebut dilakukan setiap malam hari, sehingga tidak ada penumpukan limbah padat di lokasi industri tersebut.

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI INDUSTRI


3.1 Komponen Lingkungan

    Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
 
 
    Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Komponen abiotik yang berpengaruh pada pencemaran udara akibat limbah gas yang dihasilkan adalah tanah, iklim, hujan, suhu dan angin (Arka,2009).

3.1.1.1 Tanah
    Tanah berfungsi sebagai tempat hidup sekaligus tempat berpijak berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda mempunyai kandungan unsur hara yang berbeda pula sehingga menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Struktur tanah di sekhitar home industry pengolahan biji kopi merupakan lapisan tanah gambut (Wikipedia, 2010).

3.1.1.2 Suhu dan Iklim
    Suhu dan iklim sangat berpengaruh bagi mahkluk hidup. Ada makhluk hidup yang mampu hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada pula makhluk hidup di lingkungan dengan suhu tinggi.
    Home industry yang terletak di kecamatan Pontianak Selatan termasuk beriklim tropis dengan suhu tinggi (28-32 ‘C dan siang hari 30 ‘C) (Wikipedia, 2010). Adanya proses pembakaran yang dilakukan meningkatkan suhu udara di lokasi home industry.

3.1.1.3 Hujan
    Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3000-4000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari (Wikipedia, 2011).

3.1.1.4 Angin
    Angin di Kalimantan Barat umumnya bertiup dari arah Selatan ke Barat Laut dengan kecepatan 5 – 45 km/jam (BMKG, 2011).

3.1.2 Komponen Biotik

3.1.2.1 Tumbuhan

    Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, terjadi bila ada interaksi melalui sistem pernafasan sebagaimana terjadi pada manusia. Dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Terjadinya emisi gas 〖CO〗_2 ke udara yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalui proses pengendapan atau penempelan, akan berpengaruh langsung terhadap vegetasi dan biota perairan hingga dapat menjalar pada hewan – hewan melalui rantai makanan yang terkontaminasi zat pencemar tersebut (Sudirman, D. 2011).

3.1.2.2 Hewan
    Peningkatan konsentrasi 〖CO〗_2 di atmosfir akan merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air (transpirasi). Sebaliknya, kenaikan suhu di permukaan bumi mempunyai pengaruh yang “kurang menguntungkan” terhadap pertanian, sebab dapat mengurangi bahkan menghilangkan pengaruh positif dari kenaikan 〖CO〗_2 (Acehpedia, 2009).

3.1.2.3 Manusia
    Partikel – partikel yang mencemari udara sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis. Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran 3 sampai 5 mikron akan bertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan (Kusmulyana,1993).

3.2 Dampak Negatif terhadap Komponen Lingkungan

3.2.1 Komponen Abiotik


3.2.1.1 Tanah

    Dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh gas 〖CO〗_2 terhadap kondisi tanah ialah pelepasan gas-gas yang lebih berbahaya akibat terserapnya gas 〖CO〗_2 ke dalam tanah. Mikroorganisme tanah menyerap karbondioksida hanya untuk mengubahnya menjadi gas rumah kaca lain yang jauh lebih kuat, yaitu gas metana dan 〖NO〗_2 (Tempo, 2011). Tingginya 〖CO〗_2 pada kondisi anaerob disebabkan tidak tersedianya oksigen dalam lingkungan tersebut sehingga hanya golongan bakteri anaerob yang aktif, seperti bakteri penghasil methane/methanogen (Magnuson, 1993).

3.2.1.2 Suhu dan Iklim
    Peningkatan suhu dapat mengakibatkan meningkatnya pelepasn 〖CO〗_2 ke udara. Hal ini disebabkan karena pada koalisi aerob, mikroorganisme pelaku mineralisasi lebih aktif dibandingkan suasana anaerob. Dengan demikian hasil mineralisasi yaitu 〖CO〗_2 jadi lebih tinggi (Magnuson, 1993).
    Temperatur udara yang tercemar 〖CO〗_2 akan naik dan secara otomatis suhunya akan semakin panas dari waktu ke waktu, seperti wilayah Jakarta. Hal ini disebabkan karena 〖CO〗_2 akan berkonsentrasi sengan jasad renik, debu, dan titik-titik air yang membentuk awan dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat melepaskan panas ke luar awan tersebut (Dika, 2009).

3.2.1.3 Hujan
    Meningkatnya kadar gas 〖CO〗_2 di udara akan menyebabkan intensitas hujan asam akibat gas 〖CO〗_2 yang terdiri di udara. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman (Kurniawan, T, 2011).

3.2.1.4 Angin
    Pergerakan angin akan mempengaruhi penyebaran gas 〖CO〗_2 di udara. Arah angin mempengaruhi daerah pencemaran karena sifat gas dan partikel yang ringan mudah terbawa. Kenaikan konsentrasi partikel dan gas dalam udara di beberapa kota besar dan daerah industri banyak menimbulkan pengaruh, misalnya gangguan jarak pandang oleh asap kendaraan bermotor, gangguan pernafasan dan timbulnya beberapa jenis penyakit tertentu (Mangatas, A. 2010).

3.2.2 Komponen Biotik
 
3.2.2.1 Manusia
    Partikel-partikel yang mencemari udara sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis. Pada saat orang menartik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru0paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan bertahan di saluran nafas di bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan bertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran keil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan (Kusmulyana, 1993).

3.2.2.2 Hewan
    Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, terjadi bila ada interaksi melalui sistem pernafasan sebagaimana terjadi pada manusia. Dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Terjadinya emisi gas 〖CO〗_2 ke udara yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalui proses pengendapan atau penempelan, akan berpengaruh langsung terhadap vegetasi dan biota perairan hingga zat dapat menjalar pada hewan-hewan melalui rantai makanan yang terkontaminasi zat pencemar tersebut (Sudirman, D. 2001).

3.2.2.3 Tumbuhan
    Peningkatan konsentrasi 〖CO〗_2 di atmosfir akan merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air (transpirasi). Sebaliknya, kenaikan suhu di permukaan bumi mempunyai pengaruh “kurang menguntungkan” terhadap pertanian, sebab dapat mengurangi bahkan menghilangkan pengaruh positif dari kenaikan 〖CO〗_2 (Acahpedia, 2009).

BAB IV
PEMILIHAN METODE DAN ALAT


4.1 Aternatif-Aternatif

    Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup lingkungan sekitar lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kersusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan, kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan (Hutagalung, 2008).
    Adapun limbah yang terdapat pada industri kopi “Mitra Agung” yaitu limbah padat dan gas. Berikut penjalasan dan cara pengolahan yang dilakukan pada limbah tersebut, yaitu:

4.1.1 Limbah Padat
    Limbah Padat yang dihasilkan dari industri kopi yaitu berupa sisa-sisa serbuk kopi yang jatuh atau terjatuh pada proses penggilingan. Pengolahan limbah padat ini dapat dilakukan dengan reduce atau pengurangan langsung dari proses produksi dan dengan recyle atau daur ulang.

4.1.2 Limbah Gas
    Gas yang dihasilkan berasal dari asap pada proses penyangraian biji kopi. Penanganan limbah gas ini tidak memerlukan perlakuan khusus. Apabila tidak menggunakan alat penanganan limbah, maka gas yang dihasilkan akan menumpuk di ruangan produksi. Gas yang dihasilkan dapat dikeluarkan langsung ke udara bebas. Alat yang dapat digunakan untuk proses tersebut yaitu cyclones dan exhaus fan.

- Cyclones
    Cyclones adalah sebuah alat yang simple yang diperjuangkan untuk memisahkan partikel yang relative besar dari emisi gas. Ukuran efektif yang dapat disisihkan adalah 5-10µm. Dalam aplikasi industry, cyclone biasanya digunakan sebagai pembersih awal (pre-cleners) secara prinsip ada 2 buah mekanisme yang dilibatkan dalam penyisihan partikel, gas tersebut dipaksa untuk berputar sehingga partikel yang besar mengalami benturan terhadap dinding cyclone dan jatuh pada dinding cyclone yang kemudian dikumpulkan oleh hopper.
Keuntungan
    Biaya yang murah
    Dapat beroperasi pada suhu dan tekanan yang tinggi
    Lebih efisien dari setting chamber
    Efektif pada diameter 5-10µm.
Kerugian
    Tidak efektif pada diameter partikel yang kecil

- Cerobong Asap
    Teknologi yang diinovasikan sangat fenomenal karena menggunakan mekanisme sistem medan magnet yang dapat menangkap partikel koloid. Partikel koloid yang masuk ke dalam cerobong tersebut sehingga dapa menjernihkan dan membersihkan asap yang keluar. Hal ini dapat dibuktikan melalui pada industrin lain yang sejenis, uji coba dilakukan dengan kertas uji pH. Uji pH yang dihasilkan oleh hasil pembakaran lebih rendah dari pada asap yang telah mengalami filtrasi. Ini menunjukkan bahwa asap, debu dan partikel koloid lain yang keluar dari cerobong berkurang secara kuantitas dan kualitas.
4.2 Metode Terpilih

4.2.1 Limbah Padat

    Untuk pengolahan limbah padat sebaiknya digunakan metode recyle. Serbuk kopi yang terbuang diolah kembali menjadi pupuk kompos. Keuntungan metode ini yaitu dapat menambah nilai ekonomi limbah tersebut.

4..2.2 Limbah Gas
    Alat yang digunakan untuk penanganan limbah gas sebaiknya exhaust fan. Fungsi alat ini adalah untuk mengatur sirkulasi udara. Udara di dalam ruangan akan dikeluarkan dan menghisap udara segar dari luar ruangan. Ukuran exhaust fan disesuaikan dengan ukuran ruangan. Fungsi lain exhaust fan adalah pengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang.
    Supaya sehat setiap ruang butuh sirkulasi udara berbeda sesuai dengan fungsinya. Exhaust fan sesuai ukuran ruang, dengan menyediakan tipe-tipe dengan diameter berbeda. Misalnya, exhaust fan berdiameter 8 inci untuk ruang 4 m^2, 10 inci untuk ruang 8 m^2, dan 12 inci untuk ruang hingga 12 m^2. Sebaiknya memilih exhaust fan berdasarkan kebutuhan pergantian udara dalam ruang. Untuk itu ukur dimensi ruang (panjang x lebar x tinggi). Ruangan produksi (dapur) yang berukuran dengan panjang 7 m, lebar 5 m, dan tinggi 2 m atau seluas 70 m^3. Jadi untuk ukuran exhasut fan yang digunakan sebesar 30 cm.

BAB V
PENETAPAN LOKASI PENGOLAHAN LIMBAH


5.1 Ketersediaan Lahan

    Ketatnya peraturan dan kesadaran akan lingkungan mengharuskan pihak industri mencari upaya yang selalu lebih efektif dan efisien untuk mengolah air limbah. Hal tersebut juga sejalan dengan paragdima pembanguan berkelanjutan (sustainable development) yang memiliki tiga pilar sekaligus, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
    Berbagai kendala masih menghadang pihak industri dalam upaya melakukan pengolahan air limbahnya agar sesuai dengan ketentuan baku mutu. Kendala –kendala tersebut diantaranya lahan yang sempit.
    Pengolahan limbah kopi “Mitra Agung” tida memerlukan lahan khusus. Alat yang digunakan dapat dipasang pada ruangan produksi.

5.2 Topografi
    Keadaan topografi Pontianak, secara umum ketinggian tanah di kota Pontianak relatif merendah di tengah kota dan meninggi di pinggiran kota. Menurut keadaan topografi, kota Pontianak terletak di dataran rendah dan dilalui sungai Kapuas dan sungai Landak yang membentuk delta tepat wilayah kota. Dengan ketinggian tanah 1-3 meter di atas permukaan laut dan mempunyai kemiringan lahan melandai kearah aliran sungai dengan kemiringan rata-rata 0,8-1,5 meter.
    Alat pengendali limbah sebaiknya dipasang pada tempat yang tinggi, agar gas yang dikeluarkan tidak melewati rumah penduduk di sekitar lokasi.

5.3 Komponen Lingkungan
    Limbah gas yang dihasilkan selama proses pengolahan biji kopi mengandung gas 〖CO〗_2 yang biasa dikenal dengan salah satu dari Gas Rumah Kaca (GRK). Gas 〖CO〗_2 akan berdampak negatif terhadap komponen lingkungan apabila tidak dilakukan upaya pengolahan limbah yang tepat untuk mengatasi dampaknya.
    Komponen lingkungan yang terdiri dari komponen abiotik dan biotik yang terdapat di sekitar home industry Mitra Agung sangat mungkin terkena dampak dari limbah gas yang dihasilkan. Akan tetapi untuk gas 〖CO〗_2 yang dihasilkan tersebut hanya dalam jumlah kecil sehingga dapat dinetralisir oleh lingkungan biotik berupa tumbuhan yang terdapat disekitar lokasi industri.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan

    Karakteristik limbah yang terkandung pada limbah gas yang dihasilkan selama proses pengolahan biij kopi mengandugn gas〖CO〗_2.
    Pengendali limbah gas yang direkomendasikan adalah exhaust fan dan limbah padat menggunakan metode recyle.

6.2 Saran
    Sebaiknya industri kopi “Mitra Agung” mengendalikan limbah yang dikeluarkan agar tidak mencemari lingkungan.
    Sebaiknya menggunakan alat pengendali limbah yang direkomendasikan.

Subscribe untuk mendapatkan kabar terbaru dari kami

0 Response to "PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI KOPI MITRA AGUNG"

Post a Comment

Terima kasih jika sudah mengomentari artikel saya karena saya juga manusia yang biasa tidak luput dari kesalahan.