pasang iklan

Pengenalan Alat-alat Praktikim

         Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan pembesaran yang membuat dan dapat melihat struktur organisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan panjang kalian pembesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali sehingga dapat terlihat jelas. Anthonievan Leuwenhoek adalah orang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonveks. Pada waktu ia menemukan bakteri dengan berbagai cairan,
diantaranya cairan tubuh, air, ekstrak lada serta bir. Pencarian mikroskop itu membuka peluang untuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Moningka, 2008).
             Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf  untuk sterilisasi, tutupnya jangan  diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).

DASAR TEORI

    Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
    Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri             (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
    Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
    Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).
http://sazilakarinarahman.blogspot.com/2013/05/percobaan-1-pengenalan-alat-alat.html
https://asrchihuyers.wordpress.com/2013/01/18/laporan-pengenalan-alat-alat-laboratorium/

Subscribe untuk mendapatkan kabar terbaru dari kami

0 Response to "Pengenalan Alat-alat Praktikim"

Post a Comment

Terima kasih jika sudah mengomentari artikel saya karena saya juga manusia yang biasa tidak luput dari kesalahan.