pasang iklan

Manfaat pada Kerang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah, namun jumlah air bersih sangat terbatas. Air merupakan salah satu komponen pengatur cairan dalam tubuh makhluk hidup termasuk manusia.
Indonesia dengan daerahnya yang tropis memiliki curah hujan sangat tinggi, sehingga sebagian besar suplai air bersih yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi bersasal dari air hujan. Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan salah satu provinsi yang menggunakan hampir sebagian besar suplai air dari air hujan langsung. Sekitar 80% warganya atau sekitar 3,2 juta dari 4 juta warga Kalbar mengonsumsi air hujan (Dinkes Kalbar, 2010). Sementara itu di ibu kota Kalbar, Pontianak, terprediksi 90% atau terasumsi 9 dari 10 warganya mengonsumsi air hujan yang berdampak kecenderungan masyarakat (terutama anak-anak berumur 12 tahun) memiliki gigi keropos dan berlubang 3 sampai 4 buah (Rusmali, 2010).
Air hujan secara fisik memiliki karakteristik yang baik namun rendah mineral (soft water). Air yang dibutuhan oleh manusia untuk dikonsumsi merupakan air yang memiliki kandungan mineral sesuai kebutuhan seperti kalisum, fosfor, besi, natrium dan tingkat keasaman yang cukup. Berdasarkan World Health Organozation (WHO) (2005) mengemukakan bahwa air hujan yang jatuh disekitar khatulistiwa memiliki tingkat keasaman <5,6 yang dapat menyebabkan pengonsumsinya mengalami penyakit pada sistem pencernaan dikarenakan pH tidak memenuhi pH air layak minum (6,5-8). Hal ini memungkinkan bahwa sebagian besar masyarakat Kalbar yang mengalami gangguan pencernaan juga dipengaruhi oleh derajat keasaman.
Defesiensi beberapa kebutuhan gizi seperti mikro-nutrien akan menyebabkan tubuh rentan akan penyakit. Kekurangan ion-ion kalsium misalnya, akan menyebabkan kecenderungan tulang yang rentan nyeri otot, kram dan osteoporosis (Lynecuti, 2010). Sayangnya, manusia jarang memperhatikan betapa pentingnya nutrisi tubuh walaupun itu hanya merupakan mikronutrien seperti kalsium selain makronutrient.
    Sebagian besar sel dalam tubuh manusia memerlukan kalsium yang dibutuhkan untuk kekuatan tulang dan gigi. Kalsium adalah mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, sekitar 40% dari seluruh mineral yang ada adalah kalsium atau setara dengan 1200 gram (Wardlaw et al. 1992). Kekurangan kalsium dalam tubuh dapat resiko kecenderungan penyakit tulang dan gigi, seperti osteoporosis, kejang-kejang, tulang mudah patah, dislokasi dan gigi berlubang. Kondisi ini yang menyebabkan mengapa kalsium dalam air hujan harus ditingkatkan konsentrasinya disamping mengurangi keasaman air tersebut.
Salah satu sumber kalsium yang dapat dimanfaatkan adalah cangkang kerang Darah (Anadara Granosa). Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur dan keramik. Melalui pemanasan perebusan pada air hujan untuk diminum diharapkan dapat melarutkan ion-ion kalsium pada cangkang dan mengurangi keasaman air dengan unsur sadah Ca2+ sehingga output air yang diharapkan adalah air dengan kalsium tinggi dan keasaman yang cukup.

1.2    Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana potensi cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa) sebagai sumber kalsium dan penetral asam pada air minum yang berasal dari air hujan?
2.    Bagaimana pemanfaatan cangkang kerang tersebut pada air minum yang berasal dari air hujan ?

1.3    Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu mengidentifikasi solusi peningkatan gizi pada air minum yang berasal dari air hujan. Dari tulisan ini diarapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada penulis dan masyarakat mengenai potensi cangkang Kerang Darah sebagai sumber kalsium dan penteral asam dalam air minum yang bersumber dari air hujan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Karakteristik Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah terkondensasi dan jatuh ke bumi. Air hujan jatuh ke bumi tidak selalu berupa zat cair tapi mungkin juga sebagai zat padat. Kualitas air hujan tergantung dari besar dan lamanya curah hujan sedangkan kualitas air hujan adalah dapat dilihat dari keadaannya apakah belum tercemar (terkontaminasi) karena air hujan merupakan air murni (H2O), tapi air hujan yang turun ke bumi biasanya mengandung bakteri, virus, jamur, debu, unsur faktor netralisir atau kotoran-kotoran lainnya yang ada di udara serta terbawa air hujan pada waktu awal terjadinya hujan. Berikut tabel unsur-unsur utama dalam air hujan.
Tabel  1. Unsur-Unsur Utama dalam Air Hujan
Element    Concentration (mg/L)    Element    Concentration (mg/L)
Oxygen    10.27 x 105    Potassium    380
Hydrogen    0,98 x 105    Bromine    300
Nitrogen    16000    Calcium    65
Chlorine    12200    Bromine    27
Flouride    12140    Carbon    7.3
Argon    712    Silicon    4.0


    Rata-rata hujan di Indonesia (terutama di Pulau Jawa) biasanya juga bersifat asam dengan kecenderungan pH < 5,6 dan terus menurun. Beberapa unsur dalam air hujan juga menrupakan Faktor Netralisir (NF) seperti Ca2+, NH4+, Mg2+ yang sangat berperan dalam mengontrol keasaman air hujan. Profil konsentrasi anion maupun kation akan tinggi di musim kemarau. Komponen unsur yang berasal dari laut seperti Mg2+, K+ dan Na+  tinggi pada musim-musim tertentu dan hampir sama kejadiannya dengan hujan yang jatuh di pulau-pulau selain Jawa seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Tingkat Keasaman Air Hujan dapat diturunkan dengan unsur-unsur aeorosol yang sadah seperti ion (Kalsium (Ca2+) dan Magnesium (Mg2+). Aerosol ini berfungsi juga dalam menurunkan keasaman air hujan (Budiwati, 2009). Sehingga selain Air hujan itu minim akan kandungan kalsium, keasamannya juga tergantung jumlah kandungan kalsium yang telah terkondensasi.

2.2  Kalsium
    Kalsium (Ca) merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia. Kira-kira 99%  kalsium terdapat dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi sedangkan sisanya 1 % kalsium terdapat pada darah dan jaringan lunak. Mineral ini penting bagi manusia antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung dan pergerakan otot (Depkes, 2009) 
    Kalsium dalam darah berperan dalam hal kontraksi, pembekuan dan transmisi antar sel. Untuk memenuhi 1% kebutuhan kalsium darah ini saja, tubuh mengambilnya dari asupan (makanan dan minuman) atau dari tulang (Depkes Kutai Timur, 2009). Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang, sehingga tulang dapat dikatakan cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka tulang akan mengalami pengeroposan.
    Keperluan Kaslium haruslah dicapai sepanjang hayat. Kebutuhan yang paling tinggi adalah pada masa pertumbuhan, kekurangan mineral ini akan mengakibatkan tulang merosot dan risiko retak/patah tulang meningkat (osteoporosis). Kebutuhan ini bisa dicapai dengan mengonsumsi minuman dan makanan tinggi kalsium baik makanan dan minuman pokok sehari-hari maupun tambahan.

2.3  Absorbsi dan Ekskresi Kalsium
    Absorbsi kalsium sebagian besar terjadi di duodenum dan jejunum bagian proksimal karena keadaannya yang lebih bersifat asam dari pada usus lainnya. Absorbsi kalsium dari lumen usus melalui 3 proses, yaitu transfer melalui membran mikrovili dan sel-sel mukosa, transfer melalui sel dan keluar dari sel melalui membran basolateral ke dalam cairan ekstraseluler dan darah (Depkes Kutai Timur, 2009). Transfer kalsium dalam tubuh dikenal dengan transport aktif yang bertujuan memenuhi kebutuhan kalsium tubuh yang meningkat, misalnya pada periode pertumbuhan, kehamilan, laktasi atau pada saat diet (kebuthan gizi dan asupan tubuh) rendah kalsium.

2.4  Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa)
 

Taksonomi Andara Granosa
Kelas                      : Hewan
Filum                      : Moluska
Subfilum               : Invertebrata
Kelas                      : Bivalvia
Ordo                       : Veneroida
Superkeluarga      : Cardioida
Keluarga                : Cardiidae
Spesies                   : Anadara Granosa


Kerang Darah (Anadara Granosa) adalah anggota famili arcidae, disebut kerang darah karena menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya (Anonim b, 2010). Kerang ini  hidup di perairan pantai yang memiliki pasir berlumpur dan dapat juga ditemukan pada ekosistem estuari, mangrove dan padang lamun (Mzighani, 2005)
Populasi kerang (bivalvia) tersebar luas di seluruh perairan Indonesia. Populasi terbesar terdapat Bengkulu, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya (Amin, 2009). Kerang banyak ditemukan pada substrat yang berlumpur dimuara sungai atau dipantai dengan topografi yang landai sampai ke dalaman 20 m. Kerang bersifat infauna yaitu hidup dengan cara membenamkan diri di perairan dangkal (PKSPL, 2004)
    Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonatnya (CaCO3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi mineral cangkang kerang mengandung 98,7%  kalsium (Junaidi, 2010).



BAB III
METODE PENULISAN

3.1  Prosedur  Pengumpulan  Sumber Pustaka
Penulisan ini bersifat deskriptif dan agar penulisan karya tulis ini lebih akurat, maka penulis mencari sumber pustaka dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang dipilih untuk digunakan sebagai referensi. Referensi yang digunakan terutama adalah jurnal ilmiah, makalah-makalah, artikel-artikel yang dimuat di koran dan internet, serta buku-buku yang sesuai dengan masalah penulisan.

3.2  Analisis Sumber Pustaka
Setelah mencari, mengkaji dan menelaah berbagai data, informasi dan sumber pustaka yang ada, penulis melakukan analisa terhadap konsep dan hal-hal yang terkait dengan perumusan masalah. Setelah melakukan analisa dan sintesis terhadap fakta-fakta yang ada, maka penulis dapat menarik simpulan yang akan menjawab perumusan masalah tersebut.

Baca Juga :  Pengertian AMDAL

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Kebutuhan Air Bersih Di Indonesia
    Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air dimana ketersediaan air mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih jauh di atas ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 meter kubik per tahun. Meskipun begitu, Indonesia masih saja mengalami kelangkaan air bersih. Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih. Adapun yang memiliki akses, sebagian besar mendapatkan air bersih dari penyalur air, usaha air secara komunitas serta sumur air dalam. Kondisi ini ironis mengingat Indonesia termasuk kedalam 10 negara kaya sumber air tawar.
    Indonesia adalah sebuah negara besar yang memiliki jumlah penduduk pada tahun 2010 berjumlah 237 juta jiwa. Kecenderungan konsumsi air diperkirakan terus naik hingga 15-35 persen per kapita per tahun. Sedangkan ketersediaan air bersih cenderung berkurang akibat kerusakan alam dan pencemaran (BPS Kalimantan Barat, 2010).
   
4.2  Pemanfaatan Sumber Air Hujan sebagai Sumber Air Minum
    Di bumi ini terdapat banyak sekali sumber-sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air bersih seperti, air permukaan, air danau atau dam, air tanah dan air angkasa (air hujan). Namun tidak semua sumber air tersebut memiliki kualitas yang baik, di beberapa daerah yang cenderung memiliki kualitas air tanah kurang baik, mereka memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih.
    Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi dan merupakan jenis air yang paling murni (Notoatmodjo, 2002). Volume air di udara yang jatuh sebagai hujan cukup berlimpah. Namun ketika hujan mencapai bumi yang menjadi aliran mantap hanya 25% hampir tiga perempat terbuang percuma ke laut. Ini menunjukkan bahwa sumber daya air perlu dikelola dengan cara-cara yang benar. Pemanfaatan air hujan untuk air bersih untuk keperluan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) sebenarnya tidak ada masalah, hanya yang perlu diperhatikan adalah penggunaan air hujan untuk air minum, karena kandungan rata rata air hujan di Indonesia antara lain mineral dan  pH yang rendah (Linik, 2011).
    Indonesia adalah negara tropis dengan tingkat curah hujan cukup tinggi, sehingga membuat sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya, mulai dari kebutuhan MCK hingga kebutuhan konsumsi. Berikut Tabel potensi air hujan di Indonesia.

Tabel. 2  Potensi Air Hujan di Indonesia.
No
Pulau
Luas (m2)
Curah Hujan rata-rata (mm)
Volume Air Hujan (109 m3)
1
Sumatra
446.686,68
2.537
1.133
2
Jawa
129.306,48
2.019
261
3
Bali dan Nusa tengara
71.296,03
1.266
90
4
Kalimantan
507.412,18
2.919
1.481
5
Sulawesi
193.847,09
2.059
399
6
Maluki dan Papua
511.811,21
2.485
1.272
Total
1.860.359,67

4.637
Sumber: KLH, 2007

4.3  Peranan Air dalam Tubuh
Air merupakan kebutuhan pokok bagi tubuh untuk menjaga kestabilan cairan dalam tubuh. Fungsi air secara khusus memang sangatlah banyak dan hampir disetiap organ tubuh membutuhkan pasokan air. Keadaan ini sangatlah menentukan agar setiap kebutuhan organ dan jaringan dalam tubuh akan suplai air dapat terpenuhi dengan baik. Banyak asumsi tentang pentingnya air untuk tubuh,  Krishna (2005) dalam bukunya  “The Texas Manual on Rainwater Harvesting “ berasumsi bahwa kita bisa bertahan dari kelemasan dan keloyoan walalupun kita tidak makan dalam waktu 5 hari, tapi kita akan tak berdaya jika kita menyepelekan konsumsi 3 liter air per hari.
    Seiring dengan fungsi-fungsi air dalam tubuh, menurut Sukarliono (2009) setidaknya ada 5 fungsi utama air dalam tubuh yaitu:
a.    Jumlah air yang tersuplai dapat menjaga kelembaban organ di dalam tubuh.
b.    Kadar air yang masuk akan membantu menjaga darah dan getah bening memiliki volume dan kekentalan yang tinggi di dalam tubuh.
c.    Air berperan mengatur suhu tubuh.
d.    Air juga berfungsi sebagai faktor detoksifikasi, hal ini berarti air mendorong terbuangnya racun yang menginfeksi tubuh, hal ini tergambar melalui keringat, air seni dan sisa respirasi.
e.    Air yang dikonsumsi sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.
    Fungsi-fungsi itu tidak lepas dari jenis air. Air akan berfungsi sesuai dengan uraian di atas jika air tersebut  mengandung kadar mineral-mineral yang cukup. Kandungan mineral dalam Air Mineral misalnya memenuhi standar yang dibutuhkan tubuh. Mineral dalam air bisa saja berbentuk Besi, Kalsium, Magnesium dan lain-lain. Menurut Bete (1993), hampir semua air mengandung Besi, Magnesium, dan submikronutrien yang lain, namun tidak untuk kalsium. Air yang tidak memenuhi jumlah mineral yang diperlukan tubuh salah satunya adalah air hujan, kekurangannya akan menyebabkan tubuh menjadi kekurangan mineral tertentu dari air tersebut jika dikonsumsi dalam waktu lama.

4.4  Kalsium dan Peranannya dalam Tubuh
Sebagian Besar sel dalam tubuh manusia memerlukan kalsium yang dibutuhkan untuk kekuatan tulang dan gigi. Kalsium adalah mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, sekitar 40% dari seluruh mineral yang ada adalah kalsium atau setara dengan 1200 gram (Wardlaw et al. 1992). Kalsium berperan penting dalam beberapa proses seperti proses pembekuan darah dan kontraksi otot. Nieves (2005) menyatakan bahwa kadar kalsium dalam darah yang berada di bawah titik kritis (tidak normal), jaringan otot tidak dapat rileks setelah kontraksi, sehingga tubuh memperlihatkan gejala kejang-kejang (titani). Berdasarkan hal tersebut, jelas memungkinkan seseorang akan mengalami kelainan tulang dan otot, kejadian ini sering terjadi pada hampir sebagian besar masayarakat Kalimantan Barat.
     Wardlaw (1992) dalam “Contemporary Nutrition, Issues and Insight” mengatakan tubuh manusia menyerap sekitar 20% hingga 40% kalsium dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Berdasarkan persentase tersebut, jenis  air yang dikonsumsi dalam waktu lama tersebut akan berpengaruh besar terhadap mobilitas kalsium dalam tubuh, karena jumlah 40% asupan kalsium dari jenis air merupakan persentase yang tidak sedikit.   
    Setidaknya Weaver (2000), merekomendasikan 2 alternatif mengatasi air dengan kalsium rendah; (1) mengganti air yang dikonsumsi dengan mengubah paradigma masyarakat atau (2) mengolah air rendah kalsium (seperti air hujan) menjadi High Calcium. Adapun kaitannya dengan air hujan adalah karena kandungan kalsiumnya yang tergolong rendah.
    Kandungan kalsium setiap individu tentu berbeda, tubuh orang dewasa misalnya mengandung sekitar 1000 – 1300 gram kalsium (kurang dari 2% berat tubuh). Kandungan normal kalsium darah adalah 9 – 11 mg per 100 ml darah (Kartono dan Soekatri 2004). Oleh karena belum adanya indikator yang cocok dari kecukupan gizi kalsium, maka perkiraan defesiensi kalsium didasarkan pada besarnya kecukupan asupan air minum High Calcium dibandingkan dengan asupan yang dianjurkan. Kebutuhan kalsium per orang juga berbeda, hal ini berdasarkan faktor umur dan kebutuhannya. Kebutuhan kalsium dan asupan gizi lainnya berdasarkan tingkatan usia dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3. Angka Kecukupan Gizi
Usia
(th)    Energi
(kkal/hr)    Protein
(g/hr)    Kalsium
(mg/hr)    Vit D
(μg/hr)    Vit C
(mg/hr)    Fosfor
(mg/hr)    Besi (mg)
16-18    2600    65    1000    5    60    1000    15
19-29    2550    60    800    5    60    600    13
Rataan
2575    62,5    900    5    60    800                   14


Tabel 4. Rincian Kebutuhan Kalsium Berdasarkan Tingkat Usia.
Usia    Kebutuhan Kalsium (mg)
Bayi    300-400
Anak-anak    500
Remaja    600-700
Dewasa    500-800
Ibu Hamil dan Menyusui    +400


    Kalsium yang dibutuhkan oleh manusia per hari berkisar antara 900 mg/hari adalah angka yang cukup tinggi, dan sama sekali tidak akan terpenuhi dengan hanya kalsium air hujan yang hanya 60 mg/L kalsium. Asumsinya, jika dalam sehari seseorang mengonsumsi air hujan 3 liter atau lebih, maka hanya sekitar 150 mg kalsium yang akan tersuplai dalam sehari. Keadaan ini yang mendasari bahwa, jika lebih dari 3,2 juta warga Kalimantan Barat yang merupakan pengonsumsi air hujan maka akan ada setidaknya 3,2 juta warga yang akan mengalami kerapuhan tulang (osteoporosis) dan kejang-kejang.

4.5 Defisiensi Kalsium dan Dampaknya
Kadar kalsium diperlukan untuk pertumbuhan secara normal dan perkembangan kerangka tubuh. Selama pertumbuhan dan pematangan tulang, yaitu hingga usia awal 20-an pada manusia, kalsium berkumpul di kerangka dengan rata-rata 150 mg per hari. Selama masa pematangan, tubuh dapat menjadi berlebihan atau kekurangan dalam keseimbangan kalsium. Mulai usia menjelang 50-an pada pria dan saat menopause pada wanita, keseimbangan tulang menjadi negatif dan kehilangan tulang dari seluruh tempat kerangka. Selain itu penelitian lain juga menyatakan bahwa peningkatan asupan kalsium dari jenis air yang dikonsumsi dapat meningkatkan massa tulang sekitar 1 – 5% dari kepadatan tulang sebelumnya (Bonjour et al. 1997). Menurut  Suono (2006), resiko pengkonsumsian air hujan secara berkepanangan dapat menyebanbkan resiko sebagai berkut:
a)    Nyeri otot tulang dan kram.
b)    Keropos tulang/osteoporosis. Kalsium juga sebagai elemen tulang yang member kekerasan pada tulang, sehinga kalsium menjadi kerangkayang mampu menanggung berat badan. Jika dalam substansi tulang tidakterdapat endapan kalsium yang cukup, akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel tulang, sehingga volume tulang akan berkurang (lihat gambar 1b).
c)    Kelainan Tulang rusuk.
d)    Kekebalan Tubuh berkurang.
e)    Memperburuk Kencing Manis
f)    Daya ingat berkurang.
g)    Ganguan dalam jantung.
h)    Penyumbatan Pembuluh Darah. Ketika terjadi perubahan patologis berupa pengerasan pembuluh nadi, dinding pembuluh menebal Dan mengeras, sehingga kehilangan sifatlenturnyadan terjadi penyempitan, maka ion kalsium akan berperan aktif. Ciripenyumbatan darahnya sendiri antara lain terjadinyapeningkatan zat lemak, terbentuknya asam darah Dan bertambahnya benda asing pada dinding pembuluh darah.

4.6 Potensi Cangkang Kerang Darah sebagai Sumber Kalsium Air Hujan
Cangkang adalah rangka luar pada kerang. Cangkang ini dibentuk oleh sel-sel cangkang (epitel mantel) yang mengeluarkan secreta. Cangkang terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam, adalah (Niswati, 2010):
1.    Periostracum, yang berwarna hitam,terbuat dari bahan tanduk yang disebut cocchiolin.
2.    Prismatic, yang tersusun dari kristal-kristal kalsium karbonat (zat kapur yang berbentuk prisma)
3.    Lapisan nacreas (mutiara) ,juga terdiri dari kristal-kristal kalsium karbonat zat kapur yang berbentuk prisma tetapi susunannya lebih rapat.
4.    Engsel cangkang dibentuk oleh jaringan ikat yang disebut ligamentum. Kedua cangkang dapat membuka dan menutup , karena adanya dua otot adductor, satu terletak di bagian anterior dan satunya lagi terdapat di bagian posterior.
Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3) nya. Analisis kandungan mineral dilakukan dengan menggunakan plasma digabungkan, analisa otomatis, spektrofotometer serapan atom dan analisa karbon Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi mineral cangkang kerang mengandung 98,7% dari total kandungan mineral. Mg, Na, P, K dan lain-lain (Fe, Cu, Ni, B, Zn dan Si) terdiri sekitar 1,3%. Komposisi mineral cangkang kerang dari Pantai Barat Semenanjung Malaysia adalah 98,7% Ca, 0,05% Mg, Na 0,9%, 0,02% P dan 0,2% lainnya (Junaidi, 2010).
Kalsium karbonat bila dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan calsium oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan 1 atom oksigen dan molekul lainnya akan berikatan dengan oksigen menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke udara sebagai gas karbon dioksida. dengan reaksi sebagai berikut (Ena, 2009):
CaCO3  CaO + CO2
Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya akan berjalan dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk serbuk, serbuk kalsium karbonat akan melepaskan kalor. Molekul dari CaCO3 akan segera mengikat molekul air (H2O) yang akan menbentuk kalsium hidroksida, zat yang lunak seperti pasta. Sebagaimana ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut:
CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2.
Kalsium karbonat memiliki kalarutan yang sangat rendah yaitu sebesar 5x10-9. Namun dapat membentuk ion Ca2¬+  dalam reksi ionisasi. Proses pembentukan ion-ion akan akan berjalan maksimal apabila dibantu dengan katalis yaitu dengan pemanasan. Proses ionisasi tersebut yaitu berlangsung sebagai berikut:
CaCO3 Ca2+ + CO3-
Ion Ca2+ ini lah yang dinutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Kebutuhan akan kalsium ditentukan oleh faktor usia, rata-rata kebutuha kalsium 800-1300 mg kalsium perhari. Kebutuhan ini akan sulit dipenuhi pada individu atau masyarat yang mengkonsumsi air hujan karena air hujan rendah mineral. Dengan ini, kebutuhan kalsium perhari akan terpenuhi hanya dengan menanfaatkan cangkang kerang yang dimasukan kedalam perebusan air hujan yang digukakan untuk dikonsumsi.



Analisis Kebutuhan Kalsium dalam Kerang
Kebutuhan Kalsium harian per orang 500 mg/hari3 L (kebutuhan air per hari)
                       150 mg/hari1 L
Ksp CaCO3 = [Ca2+][CO32-]  = 5x10-9
            =     S    x     S    = S2 = 5x10-9
 S  adalah akar pangkat 2 dari 5x10-9 = 1,22 x10-4 M=mol/L
1,22 x 10-4 = mol/L= massa (gram)/ Ar Ca= X/ 23
        Massa (gram) X = 2,8 x10-3
         2,8 x10-3 /L : 500 mg/ 3 L : 600/ 1 L
Massa yang dibutuhkan = 0,15 g/ 2,8 x10-3 = 53,57 gram.
1 gram Cangkang mengandung 98 % Ca.
        98/100 . X  (gram) = 53,57 gram.
        X = 54,66 gram cangkang kerang per liter.
Jadi massa (gram) cangkang kerang yang dibutuhkan untuk meningkatkan kalsium menjadi 150 mg/L adalah sebesar 54,66 gram cangkang kerang.

Analisis Kesadahan dan pH setelah Penambahan Cangkang Kerang
Kesadahan dan pH air ditentukan oleh seberapa banyak kandungan unsur-unsur yang bergolongan I dan II seperti Ca. Penambahan ion Ca2+ dapat meningkatkan kesadahan air dengan tetap pada kesadahan yang diperbolehkan, karena ion tersebut akan cenderung tindak membentuk kompleks sehingga akan sukar bereaksi dalam pemanasan. Sifat ion Ca2+ yang akan membuat air bersifat basa (meningkatkan pH) atau menurunkan keasaman. Sehingga air yang sudah dipanaskan dengan penambahan ini memiliki pH yang terstandar yaitu antara >5,6 pada keadaan tidak berikatan dengan ion-ion bebas di air.

4.7 Potensi Cangkang Kerang Darah sebagai Sumber Kalsium Makanan
Selama ini limbah padat kerang berupa cangkang hanya dimanfaatkan sebagai salah satu materihiasan dinding, hasil kerajinan, atau bahkan sebagai campuran pakan ternak. Pengolahan limbah tersebut tentunya belum mempunyai nilai tambah yang besar karena masih terbatas dari segiharga maupun jumlah produksinya. Sehingga diperlukan upaya dalam pemanfaatan limbah tersebut berupa diversifikasi produk pangan manusia yang diformulasikan dalam bentuk tepung sebagai sumber kalsium alami dan diaplikasikan sebagai bahan fortifikasi dalam suatu produk yang sudah populer dan digemari masyarakat banyak, salah satunya kerupuk.
Kerupuk merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan, dan porous, yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Namun selama ini produk kerupuk hanya digunakan sebagai makanan kudapan yang bersifat hiburan saja dan nyaris tanpa memperhatikan nilai maupun mutu gizinya. Dengan adanya pemanfaatan cangkang kerang yang dibuat menjadi tepung kalsium dan diaplikasikan sebagai bahan tambahan dalam produk krupuk, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah yang berguna bagi masyarakat, khususnya bagi penderita defisiensi kalsium dan penderita gangguan tulang (osteoporosis).Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tahun 1999, kerupuk adalah suatu produk makanankering yang dibuat dari tepung pati dengan penambahan bahan-bahan lainnya dan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Berdasarkan bentuk dan rupanya, maka dikenal pula jenis kerupuk mie, kerupuk kemlang, dan kerupuk atom.
Tingginya kadar abu pada kerupuk yang difortifikasi oleh tepung cangkang kerang berkorelasi positif dengan tingginya kadar kalsium yang berkontribusi di dalamnya. Analisis bioavailabilitas kalsium dilakukan secara in vitro, dan diperoleh hasil bahwa hanya 12.93% kalsium yang dapat diserap oleh tubuh pada pada kerupuk kontrol (0%) dan 6.09% kalsium yang dapat diserap oleh tubuh pada kerupuk dengan fortifikasi10% tepung cangkang kerang (Wahyuni, 2009).
 Penggunaan tepung cangkang kerang hijau dapat dijadikan salah satu alternatif untuk perbaikan nilai kalsium pada produk, peningkatan nilai tambah limbah cangkang kerang hijau, serta perbaikan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun hal yang patut dianjurkan bila mengkonsumsi kerupuk yang difortifikasi dengan tepung cangkang kerang adalah juga meningkatkan asupan bahan-bahan makanan yang kaya fosfor, sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas kalsium pada kerupuk yang difortifikasi dengan tepung cangkang kerang.

BAB V
PPENUTUP

5.1  Kesimpulan
    Curah hujan sangat tinggi membuat Kalimantan menyuplai air bersih yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi bersasal dari air hujan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat kekurangan kalsium karena air hujan merupakan air rendah mineral kalsium dan pH dibawah normal (6,5-8). Akibatnya tubuh dapat beresiko terkena penyakit khususnya penyakit tulang, gigi berkepanjangan secara turun temurun dan gangguan pencernaan.
    Cangkang kerang darah (Anadara granosa) selama ini pemanfaatannya belum maksimal, hanya sebagai pernak-pernik hiasan. Cangkang kerang memiliki  kandungan kalsium karbnonat yang tingggi yaitu sebesar 98,7% dari total mineral yang kandungannya, sehingga untuk mencukupi kebutuhan kalsium tubuh, dibutuhkan 54,66 gram cangkang yang harus ditambahkan dalam air hujan saat pemanasan. Penambahan ion Ca2+ juga menurunkan keasaman (maningkatkan pH) dan tidak mengganggu pencernaan.
    Cangkang kerang darah berpotensi sebagai sumber kalsium pada makanan dengan mencampur pada bahan makanan tersebut. Salah satu contoh makanan yang digemari adalah kerupuk sehingga kebutuhan kalsium harian terpenuhi.

5.2  Saran
Sebaiknya dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai kadar cangkang kerang sebagai sumber kaslium dan dilakukan pengujian jumlah ion kalsium yang terlarut dalam air sehingga dapat menetukan jumlah cangkang kerang yang dimasukan dalam tiap liter air hujan yang akan direbus.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Rachmat. et.al. 2009. Sebaran Densitas Kerang Kepah (Polyeosda Erosa) Di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Penelitian Universitas Diponegoro Semarang. (online. http://eprints. undip.ac.id /18382/1/REPOSITORY-AZIS_1.pdf ) diakses 5 Mei 2012, 09.44)
Bete, Sri Harto, (1993) : Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Badan Pusat Satistik (BPS) Kalimantan Barat. 2010. Kesehatan Kalimantan Barat dalam Angka. BPS Kalbar : Pontianak.
Bonjour J-P et al. 1997. Calcium-enriched foods and bone mass growth in prepubertal girls : a randomized, double-blind, placebo-controlled trial. J Clin Invest, 99 :1287-1294.
Budiwati, Tuti et.al. 2008. Karakteristik Kimia Air Hujan. (online). (http://www.dirgantaralapan.or.id/index.php?nama=reinstra&opt=detail&id=48) diakses tanggal 02 Mei 2012. 11.00.
Dinkes Kalimantan Barat. 2010. Bisnis Air Bersih di Kalbar. Investor Malaysia. (online)http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/desi/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-41406151-12836-pramita-chapter2./budaya/investor-malaysia-jajaki-bisnis-air-bersih-di-kalbar.pdf) diakses 02 Mei 2012, 09.12.
Dinkes Pontianak. 2005. 90% Warga Pontianak mengalami kerusakan gigi.  (online) (http://dinkesptk.com/90-persen-warga-pontianak-mengalami-kerusakan-gigi.html)
Depkes Kutai Timur. 2009. Kalsium dan Asupannya. (online.) (www.departemen kesehatankutim.go.id) diakses tanggal 3 Mei 2012.
Ena. 2009. Kalsium Karbonat CaCO3 dan cirri-cirinya. (online)( http://chem-is-try.com/2009/05/kalsium-karbonat-caco3-ciri-ciri-dan.html
Fadly, 2010. Dunia Terancam Kelangkaan Air Bersih. Online. http://fadly13.student.umm.ac.id/2010/02/12/dunia-terancam-kelangkaan-air-bersih/. Diakses pada tanggal 2 Mei 2012.
Junaidi, Awang. 2010. Komposisi Mineral Cangkang Kerang Anadara Granosa Pantai Barat Semenanjung Malaysia dan Potensinya Sebagai Biomaterial untuk Digunakan Dalam Perbaikan Tulang. Malaysian Journal, Jurnal Hewan. Vol 6 No  5 page 591-594
Linik, 2011. Pemanfaatan Air Hujan Untuk Air Minum. (online). (http://www .kaskus. us. 2011. di  akses pada tanggal 2 Mei 2012)
Lynecuti, Ika. 2010. Akibat Kekurangan Kalsium. Milist Kesehatan. (online. http: //health.groups.yahoo.com/group/dokter_umum/message/11855) diakses Mei 2011, 8:27.
Mzighani, (2005). Fecundity and Population Structure of Cocles, Anadara antiquate L. Salaam, Tanzania, Western Indian ocean
Niswati, Zahida Arga Serbuk. 2010. Cangkang Kerang Sebagai Solusi Pencemaran Polutan Ion Logam Dalam Air. Online, diakses pada tanggal 1 Mei 2012
Notoatmodjo,2002. Siklus Hidrologi. (http://environmental sanitation. .com/ category/ siklus-hidrologi/. di akses pada tanggal 2 Mei 2012)
Rusmali. 2010. Faktor Tingginya Karies Gigi (Dmf-T) Pada Anak  Usia Sekolah Dasar Umur 5 S/D 14 Tahun Berdasarkan  Nilai Status Kebersihan Gigi Dan Mulut (Ohi-S)   Di Kota Pontianak Tahun 2010. Jurnal Poltekkes Kemenkes Pontianak. Vol 2. No.2. hal-
Sukarliono. 2009. Ilmu Kesehatan Cairan . (online) (http://ipakes.ac.id/fungsi-cairan-tubuh-manusia-gejala-dehidrasi-dan-cara-mengatasi-kehilangan-cairan-tubuh
Suono, Komir. 2006. Penyakit Akibat Kekurangan Kalsium. Ikatan Dokter Umum. online: http://health.groups.com/group/dokter_umum/message/11855 diakses tanggal 2 Mei 2012.
Wahyuni, Mita. 2009. Kerupuk Tinggi Kalsium: Perbaikan Nilaitambah Limbah Cangkang Kerang Hijau melalui Aplikasi Teknologi Tepat Guna. Online: http://www.scribd.com/doc/39789861/Kerupuk-Tinggi-Kalsium. Diakses pada tanggal 3 Mei. 2012
Wardlaw GM, Insel PM, Seyler MF.1992. Contemporary Nutrition, Issues and Insight. Mosby Year Book, Toronto.
Weaver CM. 2000. The growing years and prevention of osteoporosis in later life. Proc Nutr Soc, 59, S303-306.

BACA JUGA :  Aplikasi Water Softening

Subscribe untuk mendapatkan kabar terbaru dari kami

0 Response to "Manfaat pada Kerang"

Post a Comment

Terima kasih jika sudah mengomentari artikel saya karena saya juga manusia yang biasa tidak luput dari kesalahan.