pasang iklan

ASIDI-ALKALIMETRI PART 1

JUDUL : Asidi- Alkalimetri

Tujuan Percobaan : Mempelajari dan menentukan kadar asam cuka (CH3COOH) dengan cara titrasi asidi alkalimetri.

Prinsip Percobaan : Asidi-Alkalimetri merupakan bagian dari metode titrimetri, yaitu teknik analisis pengukuran volume pereaksi yang bergabung dengan analat. Asidi-alkalimetri merupakan titrasi yang menyangkut asam dan basa. Basa yang di gunakan adalah Naoh yang terlebih dahulu distandarisai dengan asam oksalat. Setelah itu, Naoh digunakan untuk menentukan kadar larutan cuka perdagangan. Cuka perdaganan harus di encerkan terlebih dahulu sampai konsentrasi cuka tersebut cukup rendah, karena cuka perdagangan merupakan larutan pekat.

Tinjauan Pustaka:
1. Titrasi
  Titrasi adalah penemuan kadar suatu zat secara volumetrik menggunakan larutan lain yang telah diketahuinya kadarnya. Reaksi yang terjadi antara asam dan basa : H+ + OH- --> H2O. 
Asidi-alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi netralissai antara zat titran dan zat yang akan di titrasi (Siswatoro dkk, 2010).
  Titrasi sering disebut dengan titrasi volumetrik, karena diketahui voluem titrannya. Volumetrik terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain asidimetri dan alkalimetri. Cara titrasi ini berdasarkan pada reaksi asam dan basa (Asikin, 1982).
  Titrasi dapat mengetahui nilai dari suatu larutan yang belum kita ketahui molaritasnya, yaitu melalui perhitungan dari hasil titrasi yang telah terjadi. Selain itu juga dapat di ketahui bahan-bahan apa saja yang di titrasi, yaitu berat dari asam asetat dan persentase berat. Peristiwa titrasi asam basa terjadi karena tercampurnya suatu senyawa kimia yang bersifat asam ke dalam senyawa kimia lainnya yang bersifat basa atau sebaliknya, sehingga terjadi reaksi kimia dari kedua senyawa tersebut yang dapat kita amati melalui terjadinya perubahan warna dari kedua larutan senyawa yang telah dicampurka (Gunawa, 1998).
  Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reasi yang terlibat di dalam proses sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi komplek sometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Day dkk, 1986).
  Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan. Larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar) (Syukri,1999).


2. Asidimetri dan Alkalimetri
  Asidimetri merupakan penentuan kadar basa dalam suatu larutan asam yang telah diketahui konsesntrasinya sebagai titran. Natrium hidroksida lazim tercemar dengan natriu karbonat. Hal ini disebabkan NaOH dapat menyerap CO2 yang terdapat dalam udara dan bereaksi sebagai berikut : CO2 + 2OH- --> CO3^2- + H2O. Sering kali natrium karbonat dan natrium bikarbonat terdapat bersama-sama. Dimungkinkan untuk menganalisis campuran senyawa ini dengan titrasi dengan asam standar (Gusnidar, 2008).
  Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suhu suatu zat dengan menggunakan larutan standar (asam), standar asam yang sering digunakan adalah asam klrodia (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya pada dalam keadaan pekat asam klorida lebih sering di gunakan sebagai standar dibandingkan dengan asam sulfat karena mudah larut dalam air. Kelemahan penggunaan asam sulfat adalah asam sulfat dapat membentuk garam sukar larut barium sulfat (Dwi, 2013).
  Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis mengetahui kadar keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa. Basa yang digunakan biasanya adalah NaOH. Sebelum digunakan, larutan NaOH harus distandarisasi dahulu dengan asam oksalat (H2C2O4). Hidroksida-hidroksida dari natrium, kalium, barium, umumnya digunakan sebagai larutan standar alkalis (basa). Ketiganya merupakan basa kuat dan sangat mudah larut dalam air. Pembuatan larutan standar alkalis dan amonium hidroksida tidak dibenarkan, kecuali bersifat sebagai basa lemah, pada proses pelarutan dilepaskan gas amonia (beracun) (Dwi, 2013).


3. pH
  pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebiasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefiniskan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut koefesien aktivitas hidrogen tidak dapat diukur secara ekperimental, Sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan Internasional (Proposal ,2011).

4. Indikator Asam-Basa 
  Indikator merupakan suatu zat yang digunakan untuk menentukan kapan titik akhir titrasi (TAT) tercapai dengan indikasi perubahan warna pada saat TAT tercapai maka jumlah mol equivalen zat dititrasi sama dengan jumlah mol equivalen zat titran. Indikator yang akan digunakan dalam titrasi adalah asidi alkalimetri (Harjadi, 1986).
  Indikator Asam-Basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan dengan tujuan kisaran pH dalam larutan tersebut. Indikator asam basa biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdiosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang  terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah  warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran ion hidrogen (Surakitti, 1989).

Daftar Pustaka
Anshori, Irvan, 1987 "Kimia" Bandung : Ganesa Exact
Asikin,Z, 1982 "Penentuan Pelajaran Kimia Jilid 1" Wijaya : Jakarta
Day, dkk, 2002 " Analisis Kimia Kuantitatif " Jakarta : Erlangga
Dwi, Agus, 2013 " Kimia Dasar 1: Surakarta : UNS PRESS
Gunawan, Adi 1998 "Tangkas Kimia" Kartika: Surabaya
Gusnidar, 2008 " Analisis Aravimetri" ITB: Bandung
Harjadi, W 1990 " Ilmu Kimia Analitik Dasar, Aramedia : Jakarta

Baca Juga : Kuliah Lapangan PDAM Kota Pontianak

Subscribe untuk mendapatkan kabar terbaru dari kami

0 Response to "ASIDI-ALKALIMETRI PART 1"

Post a Comment

Terima kasih jika sudah mengomentari artikel saya karena saya juga manusia yang biasa tidak luput dari kesalahan.